PELAPISAN SENG
1. MAKSUD
DAN TUJUAN
Pelapisan seng ini bertujuan untuk melindungi material
dari udara terbuka dan mencegah dari proses pengkaratan. Meskipn pelapisan itu
menimbulkan lubang – lubang kecil bahkan sampai menembus bahan dasar besi, hal
ini tidak akan menyebabkan perubahan apapun pada besi karena seng menjadi
bersifat positif. Karena sifat positif ini, proses pengkaratan menjadi lebih
sempurna dibandingkan pelapisan cadmium. Pada prinsipnya, ketika permukaan seng
beroksidasi dengan udara maka permukaan seng tersebut terlihat tidak mengkilap
atau berwarna kelabu. Pada proses pengkaratan seng akan timbul serbuk putih
yang dari luar akan terlihat tidak bagus. Untuk memperindah dan mencegah
pengkaratan pada lapisan seng tersebut maka dilengkapi dengan pelapisan chrome.
2. JENIS PELAPISAN SENG
|
|
|
![]() |
Pelapisan Seng Dengan Sianida
|
|
|
|
![]() |
Sifat Alkali
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
Pelapisan Seng Tanpa Sianida
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelapisan Seng
|
![]() ![]() |
Sifat Netral
|
![]() |
Pelapisan Seng Dengan Larutan Garam
|
![]() |
Larutan Ammonium (NH4Cl)
|
Dengan Elektrolit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
Pelapisan Seng Dengan Larutan
Klorida
|
![]() ![]() |
Larutan Kalium (KCl)
|
|
|
Sifat Asam
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
Pelapisan Seng Dengan Sulfat
|
|
Larutan Campuran
|
Pada proses pelapisan diatas, larutan yang bisa dipakai
tanpa mengunakan larutan tambahan adalah laruan seng sianida dan larutan seng
dengan sulfat. Pada pelapisan tersebut pelapisannya tidak mengkilap
(kekilapannya rendah) sehingga materialnya lebih mengkilap daripada lapisan
platingnya.
3. KEISTIMEWAN PELAPISAN
3.1
Pelapisan Seng Dengan Sianida
Pada pelapisan ini, lapisan platingnya lebih melekat dan
lebih baik daya tahan karatnya dan tidak perlu dikhawatirkan adanya kotoran
yang melekat. Kekilapan lapisan plating merata dan kesesuaian arus listriknya
pun baik. Hanya saja pada proses pembuangan limbahnya memerlukan penguraian
sianida. Kekerasan lapisan sengnya adalah HV 50 – 60.
3.2
Pelapisan Seng Tanpa Sianida
Larutannya
tidak mencangkup gabungan sianida. Kekilapannya baik yang merata dan
pelapisannya dapat dilakukan dengan konsentrasi Zn rendah, tetapi keistimewaan
pelapisan ini masih kalah bila dibandingkan pelapisan dengan sianida. Kekerasan
lapisan seng adalah sekitar HV 70.
3.3
Pelapisan Seng Dengan Chlorida
Tujuannya untuk merendahkan voltage dengan cara menaikkan
efisiensi arus listrik sehingga penggunaan tenaga listrik dapat berkurang.
Penerapannya lebih baik bila dibandingkan dengan yang lain bahkan besi
tuang-pun dapat dilapisi dengan mudah. Daya tahan terhadap karat rendah,
kesesuaian arus listriknya buruk dan bila pelapisannya tebal akan mudah pecah.
Kekerasan lapisan sengnya sekitar HV 100 dan kekerasan lapisan pengasamnya
adalah HV 60 -70.




4. LARUTAN PELAPISAN SENG SIANIDA
Larutan lapisannya
terdiri dari Seng Sianida [Zn(CN)₂], Seng Oksida
[ZnO], Natrium Sianida [NaCN], dan Natrium Hidroksida [NaOH]
Komponen
|
Larutan
Konsentrasi Tinggi
|
Larutan
Konsentrasi Sedang
|
Larutan
Konsentrasi Rendah
|
|
Seng Sianida [Zn(CN)₂]
|
(g/L)
|
60
|
-
|
-
|
Seng Oksida [ZnO]
|
(g/L)
|
-
|
20 - 25
|
10 - 18
|
Natrium Sianida [NaCN]
|
(g/L)
|
35 - 42
|
25 - 40
|
10 - 20
|
Natrium Hidroksida [NaOH]
|
(g/L)
|
70 - 80
|
60 - 80
|
60 - 90
|
Brightener / pengkilap
|
(ml/L)
|
Kuantitas yang tepat
|
Kuantitas yang tepat
|
Kuantitas yang tepat
|
Perbandingan M "M" rasio
|
(NaCN / Zn)
|
2,5 - 2,8
|
1,7 - 2,5
|
1,1 - 1,7
|
Suhu
|
(°C)
|
20 - 35
|
20 - 35
|
20 - 35
|
Rapat arus Listrik Kotodik
|
(A /dm²)
|
1 - 5
|
1 - 5
|
1 - 5
|
4.1
Cara Kerja Larutan
1.
Logam – Logam Seng :
Konsentrasi
meninggi (rasio M rendah), efisiensi arus listrik naik, batas kilap cenderung
menyempit. Khusus untuk larutan konsentrasi rendah, dengan perubahan
konsentrasi ion logam berpengaruh besar pada efisiensi arus listrik, dengan
ketentuan jangan sampai dibawah 6 g/L.
2. Natrium Hidroksida :
Apabila NaOH-nya
sedikit akan berpengaruh buruk pada konduktivitas anodanya. Konsentrasi ion
logam pun menurun, dan pada waktu yang sama suhu pada larutan cenderung naik.
Apabila NaOH berlebihan akan terjadi reaksi yang berlebihan di anoda, bahkan
terjadi kenaikan konsentrasi ion logam dan jadi penyebab rendahnya rasio M.
3. Natrium
Sianida :
Bila konsentrasinya
tinggi (rasio M naik), keseragaman arus listrik akan naik, sehingga efisiensi
arus listriknya menurun. Dengan konsentrasi larutan yang tinggi dan sedang pada
saat baking dan lain – lainnya, jika terjadi pengelupasan, rasio M sedikit
dinaikkan.
4.2
Efisiensi Arus Listrik
![]() |
1 A /dm²
|
3 A /dm²
|
5 A /dm²
|
Konsentrasi
|
|||
Larutan Konsentrasi Tinggi
|
97%
|
81%
|
65%
|
Larutan
Konsentrasi Sedang
|
93%
|
82%
|
67%
|
Larutan Konsentrasi Rendah
|
82%
|
71%
|
50%
|
4.3 Pengendalian Larutan Pelapisan
1. Rasio M
Cara mengendalikan rasio M ialah dengan
cara menggunakan larutan Oksida Sianida, yaitu perbandingan antara total
Natrium Sianida dengan konsentrasi logam – logam seng.
Rasio M = total NaCN g/L
Zn g/L
Rasio M ini berbeda
dengan batas ketentuan rapat arusnya. Rasio M dilakukan dengan satu jenis pada
2,0 – 3,0 sedangkan untuk barrel lapisannya 2,5 – 3,2. Dengan rasio M yang
lebih rendah efisiensi listriknya menjadi baik, tetapi pemerataan lapisannya
memburuk.
2.
Pemeliharaan Konsentrasi Logam Seng
Ketika
konsentrasi logam seng menjadi terlalu tinggi, penggantian plat yang tergantung
diganti dengan plat besi dilakukan. Hanya saja untuk stainless tidak dapat
digunakan. Dengan menggantung plat besi, akan membentuk baterai dan anoda seng
yang lain, hanya ada pelarut seng yang tidak terantisipasi. Sewaktu dihentikan dipergantian waktu yang lama
diusahakan untuk mengangkat part besi. Dengan merendahnya konsentrasi larutan,
maka diperlukan penambah jumlah plat seng-nya.
3.
Suhu Pelapisan
Dengan
menaikkan suhu pelapisan akan mempersempit batas kilapnya yang semakin lama semakin tidak
mengkilap sama sekali. Karena suhu yang dipakai terbatas. yaitu 35 0C,
maka diperlukan penambah jumlah plat seng-nya.
4.
Larutan Brightener (Pengkilap)
Bila larutan brightenernya kurang menyebabkan hasil
plating terbakar, kotor, dan kasar. Bila berlebihan lapisannya akan mudah
mengeras efisiensi arus rendah, kesesuaian arus rendah, plating terkelupas, dan
lain – lain
4.4
Pengangkatan Kotoran Didalam
Larutan Plating
Penanganan Dan Kondisi Pelapisan Pada Pengontrolan
Larutan Seng Sianida
Penyebab Pengotoran
|
Batas Nilai (ppm)
|
|
Gejala
|
|
Penanganan
|
Chrome (Cr6+)
|
2
|
1.
|
Kilapnya kurang
|
*
|
Menambahkan
Hydro Sulfit 0.2 - 0,5 g/L yang dilarutkan dalam air
|
|
|
2.
|
Lapisannya berwarna kelabu muda
|
*
|
Dengan penyaringan
|
|
|
3.
|
Kesesuaian Arus listriknya
rendah
|
|
|
Timah hitam (Pb)
|
2
|
1.
|
Kilapnya kotor
|
*
|
Menambahkan
Sodium Sulfida 0,5 g/L yang dilarutkan dalam air
|
|
|
2.
|
Lapisannya
berwarna kelabu tua (khususnya keluar pada bagian berapat arus listrik
rendah)
|
*
|
Dengan penyaringan
|
Tembaga (Cu)
|
50
|
|
Lapisannya menghitam (sewaktu
proses chromate)
|
*
|
Seng
dihabiskan atau dengan proses elektrolisis arus rendah
|
Nickel (Ni)
|
25
|
1.
|
Belang
|
*
|
Seng
dihabiskan atau dengan proses elektrolisis arus rendah
|
|
|
2.
|
Lapisannya keras
|
|
|
|
|
3.
|
Mudah keluar noda hitam
|
|
|
Timah (Sn2+)
|
50
|
1.
|
Kilapnya rendah
|
*
|
Diletakkan
dan dibiarkan beberapa saat hingga nilai timah-nya 4, dan pegaruhnya sedikit
|
|
|
2.
|
(kasar
dan putih khususnyapada bagian yang berarus listrik tinggi)
|
|
|
Cadmium (Cd)
|
50
|
1.
|
Kilapnya rendah
|
*
|
Melakukan proses Karbon
|
|
|
2.
|
Terjadi corengan
|
|
|
|
|
3.
|
Lapisannya buram
|
|
|
Benda
- benda Organik minyak yang lain
|
|
1.
|
Berlubang
|
*
|
Melakukan proses Karbon
|
|
2.
|
Tercoreng
|
|
||
|
|
3.
|
Lapisannya tidak rata
|
|
|
|
|
4.
|
Dan lain - lain
|
|
Catatan :
* Gunakan Sodium Sulfida yang tidak mencair
*
Dengan menggunakan Hidro Sulfit yang berat, keksesuaian arus listriknya rendah,
dan
juga timbul lapisan yang kasar, maka perlu
berhati – hati.
Kerusakan Yang Lain Pada Larutan Seng Sianida Dan
Penanganannya
Penyebab Pengotoran
|
Penyebab
|
Penanganan
|
||
Pengelupasan
|
1.
|
Konsentrasi
logamnya tinggi, rasio M-nya rendah
|
*
|
Penambahan Natrium Sianida
|
|
2.
|
Larutan Brightener jumlahnya
berlebihan
|
*
|
Pada kondisi darurat dilakukan
proses Active Carbon
|
|
3.
|
Proses pendahuluannya kotor
|
*
|
Pengecekan Proses
|
Kesesuaian arus listrik rendah
|
1.
|
Rasio M-nya rendah
|
*
|
Penambahan Natrium Sianida
|
2.
|
Logam
- logam pengotor, khususnya Chrome
|
*
|
Melihat
acuan prinsip pengangkatan kotoran
|
|
Ketebalannya lapisan kurang
|
1.
|
Rasio
M-nya terlalu tinggi (konsentrasi logam rendah)
|
*
|
Penambahan
Seng Sianida, konsentrasi NaOH-nya pun diperiksa
|
|
2.
|
Suhu larutannya rendah
|
*
|
Dinaikkan sampai batas 20 0C
|
|
3.
|
Larutan Brightener jumlahnya
berlebihan
|
*
|
Pada kondisi darurat dilakukan
proses Active Carbon
|
|
4.
|
Proses pendahuluannya kotor
|
*
|
Pengecekan Proses
|
|
5.
|
Titik kontak listriknya kotor
|
*
|
Merupakan
penyebab NG terbanyak, tapi cukup dengan melakukan kontrol yang baik
|
Kelenturannya menurun
|
1.
|
Logamnya
kotor, khususnya yang terkotori oleh Ni
|
*
|
Melihat
acuan prinsip pengangkatan kotoran
|
|
2.
|
Larutan Brightener jumlahnya
berlebihan
|
*
|
Pada kondisi darurat dilakukan
proses Active Carbon
|
|
3.
|
Proses pendahuluannya kotor
|
*
|
Pengecekan Proses
|
Lapisannya terbakar
|
1.
|
Konsentrasi
logamnya tinggi (rasio M-nya rendah)
|
*
|
Pengecekan Proses
|
|
2.
|
Brightener kurang
|
*
|
Menambah
sedikit kadarnya (tergantung situasi)
|
Pengkaratan Pelindung karat
Pada
dasarnya ada beberapa macam pengkaratan yang dapat segera kita lihat, lalu
digunakan bahan yang berfungsi sebagai pelindung karat. Sebagai contoh adalah kaleng
dan seng. Kaleng adalah plat besi yang permukaannya dilapisi dengan timah,
sedangkan seng adalah plat besi yang
permukaannya dilapisi seng. Pemanfaatan bagian ketahanan karat pada dua jenis
pelapisan ini sebenarnya berlawanan. Pada permukaan kaleng akan lebih sulit
terjadi karat ketika tergores. Tetap akan lebih mudah berkarat jika tergores
sampai kebahan dasarna. Kaleng minyak atau kaleng yang lain bila dicoba
dibiarkan begitu saja akan tampak karat merah keluar dari bekas goresan pada
besinya. Lain halnya dengan seng, ketika tergores seluruh bahan akan
mengeluarkan karat warna putih.
Hal
ini dapat dijelaskan melalui Deret Volta. Sekarang besi kita letakkan
pada posisi ditengah Deret Volta. Maka potensial oksidasi seng lebih besar dari
potensial oksidasi besi (lebih positif). Ini akan menyebabkan seng lebih mudah
beroksidasi. Timah berada pada posisi potensial oksidasi yang lebih kecil
daripada besi, sehingga timah lebih sulit beroksidasi daripada besi.
Pada
seng (lapisan seng diatas besi), bagian yang tergores terkena air, maka
potensial seng yang besar akan bereaksi menjadi Zn2+. Elektron yang
terlepas dari Z akan dengan mudah berpindah ke besi sehingga permukaan besi
akan dengan mudah menerima H+ dari air, yang kemudian membentuk H2.
Karena itu besi tidak akan berkarat karena sengnya-lah yang beroksidasi.
![]() |
![]() |
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengkaratan dari lapisan seng
Pada gambar
dibawah, lubang – lubang kecil pada lapsan seng akan melembabkan komposisi
daerah penting dari baterai yang bekerja terus menerus dalam larutan
elektrolit. Dengan melakukan tes penyemprotan material yang sudah terlapisi
seng dengan air garam, pada selang waktu
|
|



|
|

![]() |
|

![]() |
![]() |
Komposisi baterai yang bertahan pada lapisan seng diatas
material
Kecenderungan (Tendensi Ion)
Kemampuan
benda-benda logam menjadi ion positif disebut kecenderungan (tendensi) ion
benda logam . Tendensi ion yang berbaris
menurut aturannya disebut DERET VOLTA. Tendensi ion logam ini berbasis dari
potensial tinggi sampai ke potensial rendah. Deret volta barisan ion berurutan
dari logam yang mudah menjadi kutub positif.
Potensial
|
K
|
Ca
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Mn
|
Zn
|
Tinggi
|
Kalium
|
Calsium
|
Natrium
|
Magnesium
|
Aluminium
|
Mangan
|
Zinc
|
|
Cr
|
Fe
|
Ni
|
Sn
|
Pb
|
Cu
|
Hg
|
|
Chrome
|
Ferrum
|
Nickel
|
Timah
|
Timbal
|
Cuprum
|
Mercury
|
|
Ag
|
Pt
|
Au
|
Potensial
|
|
|
|
|
Perak
|
Platina
|
Aurum
|
Rendah
|
|
|
|
Bagian penting baterai
Zn
Potensial
listrik dari seng adalah –0.76 V. Bila dihubungkan dengan air garam laut arus
listrik akan mengalir dari besi ke seng. Seng akan bereaksi dan menjadi kutub
positif sehingga akan menghambat proses pengkaratan pada besi dengan sempurna.
Hanya saja pada arus pelapisan dengan sifat ini tidak akan melebihi sengnya.
|


Zn2+ ………. –
0.76 V Sn2+ ……….
– 0.14 V
|
Fe2+ ……….
– 0.47 V Cu2+ ……….
+ 0.34 V
|
Cd2+ ……….
– 0.40 V Ag2+ ……….
+ 0.84 V
Ni2+ ……….
–
0.20 V Al2+ ……….
– 1.66 V
5. LARUTAN PELAPISAN SENG TANPA SIANIDA
Pengertiannya adalah larutan yang tidak memakai natriaum
sianida (NaCN ) yang menyebabkan polusi. Sebagai tujuan
keistimewaan untuk nilai selanjutnya bisa bertambah ,yaitu:
1.
NaCN
tidak berbasahi ,dan dengan konsentrasi benda logam yang rendah dapat mencegah
polusi dengan baik.
2.
Larutan
yang sama baik dengan larutan benda oksidasi sianida juga merubah dari larutan
benda oksidasi sianida berpengaruh.
3.
Dengan
kesederhanaan komposisi akan mempermudah pengontrolan.
Komposisi Larutan Lapisan Seng Tanpa Sianida
Senyawa
|
Larutan Alkali
|
Larutan Oksidasi Garam
|
||
Larutan Tanpa sianida
|
Larutan Kalium
|
Larutan Ammonium
|
||
Seng Sianida [Zn(CN)₂]
|
(g/L)
|
8 – 15
|
|
|
Natrium Hidroksida [NaOH]
|
(g/L)
|
90 - 150
|
|
|
Seng Klorida [ZnCl2]
|
(g/L)
|
|
70
- 75
|
100 - 120
|
Kalium Klorida [KCl]
|
(g/L)
|
|
200 - 225
|
|
Ammonium Chlorida [NH4Cl]
|
(g/L)
|
|
|
140 - 180
|
Asam Borat [H3BO3]
|
(g/L)
|
|
25 - 30
|
|
Brightener / pengkilap
|
(ml/L)
|
Kuantitas yang tepat
|
Kuantitas yang tepat
|
Kuantitas yang tepat
|
pH
|
|
|
4.5 - 5
|
4.5 – 5.2
|
Rasio R
|
(NaOH / Zn)
|
11 - 13
|
|
|
Suhu
|
(°C)
|
15 - 30
|
25 - 30
|
20 - 35
|
Rapat arus Listrik Katodik
|
(A /dm²)
|
0.5 – 8
|
0.5 - 4
|
1 - 5
|
5.1
Cara Kerja komposisi Larutan
1.
Logam Seng :
Dalam hal ini
konsentrasi larutan sampai pada batas 10 g/L akan lebih mudah dipakai. Bila
konsentrasinya meninggi, maka efisiensi arus listriknya pun menjadi naik,
sehingga pemerataan kilapnya menjadi sempit. Pengelupasan dan yang lainnya akan
mudah terjadi dan akan mudah pula timbul berbagai kesulitan.
2.
Natrium Hidroksida :
Bila konsentrasi
larutannya dibawah 90 g/L akan membuat kotoran – kotoran menempel pada anoda,
akibatnya konsentrasi logam menurun.
Normalnya, perbandingan NaOH dan logam seng adalah 10 : 1. Pada batas ini
pemeliharaannya masih baik, tetapi bila sekitar 150 g/L maka akan menjadi pokok
batas nilai. Saat terjadi pengelupasan lapisan konsentrasi NaOH dinaikkan
sedikit untuk menghentikannya.
3.
Brightener :
Perbedaan
brightener pada lautan oksida sianida dalam penambahannya perlu diperhatikan
bahan utamanya.
0,5 A /dm²
|
2 A /dm²
|
4 A /dm²
|
6 A /dm²
|
93
%
|
76
%
|
65 %
|
59
%
|
5.2
Efisiensi Arus Listrik
5.3 Pengendalian Larutan Pelapisan
1. Rasio R
Pengendalian larutan tanpa sianida adalah pembagian NaOH dengan Konsentrasi
logam seng.
Rasio R = NaOH (g/L)
Logam Seng (g/L)
2. Pemeliharaan konsentrasi logam seng
Ketika konsentrasi logam seng-nya semakin bertambah,
sebagian anoda sengnya diangkat keluar dan sebagai gantinya akan lebih baik
apabila plat besinya digantung. Tetapi plat stainless tidak bisa digunakan
dalam hal ini.
3. Proses
pendahuluan
Daya pencucian
larutan ini sebanding dengan larutan sianida, walaupun merupakan larutan
alkali, tetapi tidak bisa dikesampingkan. Pengontrolan larutan akan lebih aman
bila melalluai poss degreasing elektrolitik. Hanya saja, bila larutan
persenyawaan yang digunakan pada alkali elektro degreasing masuk kedalam
larutan plating, akan memyebabkan kesulitan sewaktu pengangkatan kotoran –
kotoran benda logam, sehingga perlu berhati – hati.
4. Suhu pelapisan
Suhu larutan dijaga
sekitar 15 – 30 0C. bila suhunya rendah, kilapnya akan lebih baik, tetapi mudah
terjadi pengelupasan. Sedagkan pada suhu tinggi, kilapnya rendah dan mudah
terbakar, jadi memerlukan peralatan untuk mendinginkan.
5. Penyaringan
Bila larutan tanpa
sianida tercampur kotoran logam, misalnya besi (sebagai oksidator air), maka
kotoran itu akan mengapung di dalam larutan yang bisasanya diangkat melalui
penyaringan dengan benda – benda yang tahan pada larutan alkali.
5.4 Pengangkatan
kotoran Dari Dalam Larutan
5.4.1 Kondisi Pelapisan Pada
Larutan Seng Tanpa Sianida Yang Kotor Dan Penanganannya
Penyebab Pengotoran
|
Batas Nilai (ppm)
|
|
Gejala
|
|
Penanganan
|
Chrome (Cr6+)
|
1
|
1.
|
Pada
bagian yang berarus lisrik rendah, maka kilapnya rendah
|
*
|
Menambahkan
Hydro Sulfit 0.2 - 0,5 g/L yang dilarutkan dalam air melalui penyaringan
|
|
|
2.
|
Pemerataan
arus pada benda rendah
|
|
|
Timah hitam (Pb)
|
1
|
1.
|
Pada
bagian yang berarus listrik rendah, lapisannya berwarna kelabu atau hitam
|
*
|
Menambahkan
Sodium Sulfida 0.2 - 0,5 g/L yang dilarutkan dalam air melaui penyaringan
|
|
|
2.
|
Pemerataan arus pada benda rendah
|
*
|
Proses Zinc Dust
|
Tembaga (Cu)
|
5
|
1.
|
Warna
putih tidak ada kilap
|
*
|
Proses elektrolitik arus rendah
|
2.
|
Sewaktu proses rendaman HNO3
atau Chrome berwarna hitam
|
*
|
Ketika
kuantitasnya banyak, ditambahkan Sodim Sulfida0.2 – 0.5 g/L dan dilarutkan
dalam air melalui penyaringan
|
||
Besi (Fe)
|
10
|
1.
|
Bagian
yang berarus listrik rendah berwarna hitam
|
*
|
Diletakkan dan dibiarkan
beberapa
|
|
2.
|
Sewaktu proses Chromate menjadi
hitam
|
*
|
Proses Zinc Dust
|
|
|
|
3.
|
Setelah dibaking warnanya
memudar
|
||
Nickel (Ni)
|
10
|
1.
|
Pit-nya naik
|
*
|
Proses Elektronik rendah
|
2.
|
Lapisannya Mengeras
|
|
|
||
Senyawa Asam – Garam
|
2 g/L
|
1.
|
Kilap rendah, warna kelabu
|
|
|
|
|
2.
|
Pemerataan
arus listrik pada benda rendah
|
|
|
Perhatian :
1. Sodium sulfide dapat dilarutkan dengan air
bila kondisi bendanya mmengkristal. Dengan menggunakan sodium sulfide yang
dileburkan, bagian yang berarus listrik rendah akan menghitam, jadi berhati –
hatilah.
2.
Penambahan Hidro Sulfit pada Chrome
dapat merubah nilai Chrome 3 menjadi tidak berbahaya dan katodiknya tidak akan
bersifat konduktor sehinga ketika menggunakan plat besi akan beroksidasi, dan
nilai chrome-nya akan berubah menjadi 6 sehingga membahayakan.
5.4.2 Kerusakan Yang Lain Pada
Larutan Tanpa Sianida Dan Penanganannya
Penyebab Pengotoran
|
Penyebab
|
Penanganan
|
||
Pengelupasan
|
1.
|
Pengotoran
benda logam, khususnya tercnpur dengan besi
|
*
|
Melihat
acuan prinsip pengangkatan kotoran
|
|
2.
|
Konsentrasi
logam tinggi, konsentrasi NaOH rendah
|
*
|
Melakukan rasio diatas 1 : 10
|
|
3.
|
Suhu Larutan rendah
|
*
|
Disaat darurat dilakukan proses
karbon
|
4.
|
Penambahan Brightener berlebihan
|
*
|
Pengecekan proses
|
|
5.
|
Proses pendahluan yang kotor
|
|
|
|
Ketebalannya lapisan kurang
|
1.
|
Konsentrasi logamkurang
|
*
|
Menambahkan
Oksida Seng pada peleburan NaOh
|
2.
|
Konsentrasi NaOH rendah
|
*
|
Ditambahsampaikuantitas yang
ditentukan
|
|
|
3.
|
Proses pendahuluan kotor
|
*
|
Pengecekan proses
|
|
4.
|
Kontak listrik kotor
|
*
|
Merupakan
peyebab NG terbanyak, tapi cukup dengan melakukan control yang baik
|
Kelenturannya menurun
|
1.
|
Logamnya
kotor, khususnya tercampur besi dan Nickel
|
*
|
Melihat
acuan prinsip pengangkatan kotoran
|
|
2.
|
Jumlah brightener berlebihan
|
*
|
Disaat darurat dilakukan proses
karbon
|
|
3.
|
NaOH kurang
|
*
|
Ditambah
sampai pada kuantitas yang ditentukan
|
|
4.
|
Proses pendahuluan kotor
|
*
|
Pengecekan proses
|
Suram dan bernoda
|
1.
|
Tercampur kotoran logam
|
*
|
Melihat
acuan prinsip pengangkatan kotoran
|
|
2.
|
Suhu larutan tidak tepat
|
*
|
Penyesuaian
sampai pasa suhu yang ditentukan
|
|
3.
|
Konsentrasi logam tidak tepat
|
*
|
Penyesuaian
sampai pada konsentrasi yang ditentukan
|
6. LARUTAN SENG CHLORIDA
Larutannya
menggunakan Seng Chlorida (ZnCl2) danAmmonium Chlorida (NH4Cl)
atau Kalium Chlorida (KCl) keistimewaannya yang penting dala proses
selanjutnya, antara lain :
1. Bila tidak
menggunakan Ion Sianida, instalasi proses pembuangan air pada sianida tidak
diperlukan
2. Jika
konduktivitas larutannya baik maka voltase larutan rendah, dan bisa menghemat
tenaga listrik
3. Kekilapan
kualitasnya lebih baik
4. Semakin baik
efisiensi arus listriknya, akan semakin cepat kecepatan pelapisannya
5. Pelapisan
Hydrogen Embritlement dalam larutan sulit tejadi
6. Pada besi tuang
dapat langsung dilapisi
7. Karena sebagian
besar tdak terbentuk gas, maka pencemaran lingkungan dapat diperbaiki
8. Karena
pelarutan anodanya sedikit, maka anodanya tidak perlu diangkat saat proses
plating dihentikan.
6.1 Cara Kerja
Larutan
1. Logam seng (Seng Klorida)
Ketika
logam seng semakin sedikit, pada bagian yang berarus listrik tinggi akan mudah
terbakar. Sebaiknya, ketika logam seng semakin banyak ,peralatan kilap pada
bagian berarus lisrik rendah memburuk.
Konsentrasi
Seng dan kecenderungan
|
Konsentrasi Seng
|
Peralatan arus listrik pada benda
|
Sifat dasar kekilapan
|
Efisiensi arus listrik
|
Adhesi
(Blister resists)
|
Kelenturan Lapisan
|
Terbakar / pit
|
Kenaikan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Penurunan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
2. Ion Zat Asam (Ammonium Klorida)
Ketika ion ini semakin sedikit,
maka konduktivitasnya semakin jelek, perataan kilap pada bagian berarus listrik
rendah semakin memburuk sebaliknya, ketika ion ini membanyak, larutan nya mudah
keruh
Konsentrasi Ion
Zat Asam dan kecenderungan
|
Konsentrasi Seng
|
Peralatan arus listrik pada benda
|
Sifat dasar kekilapan
|
Efisiensi arus listrik
|
Adhesi
(Blister resists)
|
Kelenturan Lapisan
|
Terbakar / pit
|
Kenaikan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Penurunan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
3. pH
Ketika pH-nya
terlalu rendah, area kekilapannya menyempit. Ketika PH terlalu tinggi, maka
larutannya mudah mengeruh .
Konsentrasi
seng dan kecenderungan
|
Konsentrasi Seng
|
Peralatan arus listrik pada benda
|
Sifat dasar kekilapan
|
Efisiensi arus listrik
|
Adhesi
(Blister resists)
|
Kelenturan Lapisan
|
Terbakar / pit
|
Kenaikan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Penurunan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
4. Kuantitas Larutan Brightener
Larutan Brightener
A : Lapisan permukaannya membaik, area
kekilapannya meluas.
Larutan Brightener B
: Kadar larutan ini akan
mempengaruhi kekilapan pada lapisannya. Jika larutanya sedikit, maka kilapnya
akan memburuk, jika larutanya terlalu banyak, maka lapisannya akan mengeras.
Kuantitas
Larutan dan kecenderungan
|
Konsentrasi Seng
|
![]() |
Sifat dasar kekilapan
|
Efisiensi arus listrik
|
Adhesi
(Blister resists)
|
Kelenturan Lapisan
|
Terbakar / pit
|
A
Kenaikan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Penurunan
|
![]() |
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
B
Kenaikan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() ![]() |
![]() |
Penurunan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|
![]() |
5. Suhu Larutan
Ketika suhu larutannya terlalu
tinggi, larutannya keruh, kekilapannya akan menghilang.
Suhu
Larutan dan kecenderungan
|
Konsentrasi Seng
|
Peralatan arus listrik pada benda
|
Sifat dasar kekilapan
|
Efisiensi arus listrik
|
Adhesi
(Blister resists)
|
Kelenturan Lapisan
|
Terbakar / pit
|
Kenaikan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Penurunan
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
6.2 Pemeliharaan Larutan
Dalam
larutan seng klorida, funsi pencucian yang dilakukan sendiri oleh larutan
sianida tidak ada, maka proses pendahulan sangat pelu dilakukan. Ketika
konsentrasi larutan tingi maka sifat pengkaratannya kuat, karena banyak
nengandung garam klorida. Karena sifat tersebut maka beberapa peralatan perlu
mempunyai ketahanan karat yang baik, terutamapada batangan elektroda yang mudah
terkena larutan shingga mudah bekarat. Karena dikhawatirkan adanya kotoran yang
masuk kedalam larutan, maka dibagian yang tidak ada kontak dengan plat anodanya
akan lebih baik bila dditutp dengan isolasi.
1. Pemeliharaan seng → 15 – 30 g/L (standar 20 g/L)
Anoda
seng biasanya dimasukan kedalam titan case (keranjang anoda). Kontrol
seng dalam larutan dilakukan dari konsentarsi
ion CL- dan pH. Bila konsentarsi ion CL- menurun,
pH tinggi, maka kecenderungan sengnya menurun.
Gejala ketika Seng
di luar area kontrol (standar)
Konsentrasi Seng
|
Gejala
|
|
Dibawah 15 g/L
|
|
1.
Pada bagian yang kepadatan arus lstriknya tinggi mudah terbakar
2.
Efisiensi arus listrik rendah (ketika)plating terjadi ledakan lain)
3.
Leveling rendah
4. Kenaikan pH cepat
5. Penempelan naik
|
Diatas 30 g/L
|
|
1.
Peralatan arus listrik rendah
2.
Area kilapnya menyempit (bagian yang kepadatan arus listiknyarendah
mengitam atau tidak ada sama sekali)
3.
Bagian yang kepadatan arus listriknya tinggi mudah sekali
menggelembung (blister), kelenturannya menurun
|
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
v
Konsentrasi
Seng perubahannya sedikit jika dibandingkan denganlarutan alkali. Ketika pH-nya
tinggi, maka Kristal ZnCl terbentuk,
sehingga menurunkan konsenrasi seng secara ekstrim / tajam. Pada kondisi
seperti ini pH sedikit diturunkan. Benda – benda yang mengendap dikembalikan
lagi ke larutan, konsentrasi sengnya menjadi naik lagi.
v
Konsentrasi
Seng tinggi, perataan arus listrik dan kelenturannya menjadi buruk, penambahan
NH4Cl dihentikan dan rendahkan konsentrasi Cl-, jaga agar pH cukup
tinggi sehingga seng akan turun konsentrasinya.
v ZnCl adalah bahan yang reaktif dan ssangat korosif, bisa
terserap kedalam kulit yang menyebabkan Dermatitis (radangkulit). Berhati
– hatilah saat menangani bahan ini.
v
Dalam
ZnCl, kandungan sengnya 48 % maka dalam 2,1 g ZnCl terdapat 1 g seng.
v Ketika
proses Green Chromate warnanya akan buram jika sengnya tinggi.
v
Pada
seng tinggi, Barrel Spot (Lubang Barrel) yang diakibatkan oleh besi,
sulit terjadi.
2. Ion Klorida
Penambahan ion klorida dalam satu kali penambahan maksimal 5 g/L (dalam NH4Cl
= 7,5 g/L)
Gejala ketika Cl-
di luar area kontrol (standar)
Konsentrasi Seng
|
Gejala
|
|
Dibawah 140 g/L
|
|
1.
Peralutan arus listrik dan daya tutup (covering power) rendah
2.
Area kilapnya sempit
3.
Tegangan larutan naik, kelarutan Seng rendah
|
Diatas 180 g/L
|
|
1.
Pada bagian kepadaan arus listrik tinggi mudah terjadi pit
2.
Pada suhu rendah larutannya keruh (NH4Cl) dan yang lainnya
mengkrisal)
3.
ketika suhu larutan naik, warnanya keputih - putihan
|
|
|
|
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
v
Karena
NH4Cl sangat korosif terhadap peralatan, maka harus berhati – hati
jika menangani bahan ini.
v
66.3
% didalam NH4Cl adalah Cl-. Karena itu dalam 1,5 g NH4Cl
terdapat 1 g Cl-.
v Ketika
penambahan NH4Cl berlebihan:
-
Untuk
sementara kilapnya rendah, keadaa warnanya menghitam
-
Saat
konsentrasi garamnya meninggi, pada suhu kamar larutan lapisannya terdapat
kotoran berwarna putih, kilap lapisannya bisa juga menjadi buruk.
-
Bila
konsentrasi Cl- rendah, maka bintik noda akibat besi (sebesar lubang
pada mata barrel) akan sulit terjadi.
3. pH → 5.5 – 6.5 (standar 5.8)
Pengukuran pH
dilakukan pada waktu tertentu denga menggunakan elektroda gelas pH-meter atau
dengan kertas tes pH. Dan untuk memelihara pH agar tetap stabil pada standar,
maka digunakan NH4OH (menaikan pH) atau HCl (menurunkan pH). Dalam
penyesuaian, penambahan HCl dalam satu kali penambahan maksimal 5 ml/L.
penyesuaian pH ketika proses plating caranya yaitu dicampur dengan air dan
ditambahkan sedikit demi sedikit.
Gejala ketika pH di
luar area kontrol (standar)
pH
|
Gejala
|
|
Dibawah 5.5
|
|
1. Besinya mudah larut
2. ketika proses H2O2,
larutan Brightenernya banyak yang hancur (pH-nya dibawah 5.0 dan bila besinya
banyak akan menimbulkan kotoran coklat kemerahan)
|
Diatas 6.5
|
|
1.
Pada bagian kepadaan arus listrik tinggi mudah terjadi pit
2.
Pada suhu rendah larutannya keruh (NH4Cl) dan yang lainnya
mengkrisal)
3.
ketika suhu larutan naik, hasil plating akan ternoda bintik – bintik
putih.
|
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
v
Jika
pH diatas 6.7 maka ZnCl-nya akan mengkristal.
v
Untuk
penyesuaian / menjaga pH digunakan NH4OH dan HCl (akan lebih baik
bila menggunakan yang kemurniannya tinggi). Karena dalam HCl yang digunakan
dalam indusri banyak mengandung besi, maka dalam kondisi ZnCl seperti diatas
bisa menjadi penyebab pengotoran larutan, maka jangan digunakan untuk
penyesuaian pH. Untuk menurunkan pH digunakan HCl dan untuk menaikkan pH
digunakan NH4OH.
v
Dalam
pengukuran pH khususnya dikerenakan konsentrasi garam dialrutan pelapisan,
nilai pengukuranantara kelas pH dengan pH meter terkadang berbeda, jadi harus
benar – benar diperhatikan.
v Pada
proses Green Chromate, bila pH-nya rendah, warna burammudah terjadi.
v
Bila
pH tinggi, Barel Spot (bercak sebesar mata barrel) yang diakibatkan oleh
kotoran besi, sulit terjadi.
4. Larutan Brightener
Kualitas penambahan harus ditentukan dari penampakan hasil Hull Cell. Jumlah penambahan
brightener disesuaikan dengan kadar berikut ini:
EZ – 960 A : 75 – 125 ml/KAH (standar 100 ml/KAH)
EZ - 960 B : 100 -125
ml/KAH (standar 125 ml/KAH)
Gejala ketika
Larutan Brightener di luar area kontrol (standar)
pH
|
|
Gejala
|
|
Larutan
A
|
Kurang
|
|
1. Bagian yang kepadatan arus listriknya
tinggi mudah terbakar, sewaktu pelapisan banyak timbul busa
2.
Bagian yang kepadatan arus listriknya tinggi mudah terkelupas
3.
Seng Klorida mengkristal pH-nya menurun, larutan pelapisnya mudah
mengeruh
4.
Kelenturannya menurun
5.
Larutan B sukar larut, dan mudah menyebabkan lapisan berawan (buram)
|
Berlebihan
|
|
Bila terlalu berlebihan, pengendapan logam berat menjadi buruk dalam
proses pengolahan limbah
|
|
Larutan
B
|
Kurang
|
|
Tidak mengkilap
|
Berlebihan
|
|
1.
Kelenturannya menurun
2.
Bagian yang kepadatan aruslistriknya tinggi mudah terkelupas
3. mudah bermasalah pada Chromate
(mengelupas atau berawan)
|
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
v
Larutan
B bersifat merusak kulit, jika trerkena kulit segea cuci dengan air yang
banyak.
v
Jangan
mencampur Larutan A & B, karena jika bercampur akan bereaksi dan akan
menghilangkan fungsi dari kilap tersebut.
v
Bila
dalam 1 kali penambahannya terlalu banyak, maka lapisan Chromate-nya akan mudah
mengelupas, brawan, atau terbakar.
v Tell
Hull Cell
Hull Cell Test biasa …………………….. 2 A X 10 menit (Suhu Larutan 25 0C)
Untuk mengecek EZ-960 A ……………………..
5 A X 10 menit (Suhu Larutan 25 0C)
Untuk mengecek
EZ-960 B …………………….. 0.5 A X 10 menit (Suhu Larutan 25 0C)
Gunakan plat seng
sebagai anoda pada Hull Cell
5. Suhu Larutan → 15 – 35 0C
(standar 25 0C)
Gejala ketika pH di
luar area kontrol (standar)
pH
|
Gejala
|
|
Dibawah 15 0C
|
|
1.
Bagian yang kepadatan arus listriknya tinggi mudah tebakar
2.
Bagian yang kepadatan arus listriknya tinggi mudah terkelupas
3.
Sebagian dari komponen larutan plating mengendap sebagai garam
4. Kelenturannya menurun
|
Diatas 35 0C
|
|
1.
Kekilapan menurun
2.
Pengkilapnya (terutama larutan B mudah terbakar)
3. Peralatan arus listrik, Throwing Power
menurun
4.
Larutan pelapisan berwarna putih keruh ( Berawan / buram)
|
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
v
Apabila
Cloudy Point larutan platingnya diatas batas suhu standar, larutan
platingnya akan putih keruh, dan kekilapannya akan hilang sama sekali. Pada
kondisi ini, hentikan penambahan NH4Cl dan EZ-960 B, kemudian
kontrol suhu larutan dibawah Cloudy Point.
v
Cloudy
Point EZ-960 biasanya
pada saat suhu diatas 50 0C. hal – hal yang mempengaruhi Cloudy
Point tersebut, yaitu :
a. Minyak yang terbawa dari proses pendahuluan
b. KeseimbanganLarutan Brightener yang berbeda
jauh
c. Penambahan NH4Cl berlebihan
Dari hal diatas Cloudy
Point bisa menurun. Jika Cloudy Point turun dikarenakan minya yang
dibawa dari prosessebelumnya diangkat dengan proses Active Carbon, lalu
ditambahkan Brightener. Pada pengangkatan larutan B dilakukan proses Zinc
Dust.
Cloudy Point adalah suhu larutan dimana larutan tersebut membentuk gumpalan
endapan menyerupai awan.
6. Pengaruh Benda – Benda Pengotor
dan Cara Penanganannya
Gejala ketika pH di
luar area kontrol (standar)
Benda Pengotor
|
Standar
Kuantitas
|
Gejala
|
Cara
Penanganan
|
||
Cr6+
|
3 mg/L
|
1.
2.
|
Selain Bagian yang kepadatan arus listriknya tinggi kotor
Daya tutup menurun
|
*
*
|
Proses Zinc
Dust
Proses
Elektrolitik rendah
|
Pb
|
2 mg/L
|
1.
2.
3.
|
Selain Bagian yang kepadatan arus listriknya tinggi kotor
Daya tutup menurun
Daya lapis turun
|
*
*
|
Proses Zinc
Dust
Proses
Elektrolitik rendah
|
Cu
|
5 mg/L
|
1.
2.
3.
|
Proses Bright-nya kurang
Daya tutup menurun
Pada Activation dengan Asam
Nitrat (HNO3) menghitam
|
*
*
|
Proses Zinc
Dust
Proses
Elektrolitik rendah
|
Fe
|
100 mg/L
|
1.
2.
3.
|
Pada Activation dengan Asam Nitrat (HNO3) menghitam
Pada Blue Chromate warnanya menjadi kuning
Kerapatan lapisan dan kelenturannya menurun
|
|
Proses Hidrogen peroksida
|
Ni
|
100 mg/L
|
|
Kelenturan menurun
|
|
|
Organisme,
minyak dan plankton
|
|
1.
2.
3.
|
Dengan adanya gumpalan – gumpalan minyak da plankton, maka materialnya
akan kotor
Hasilnya kasar
Karena kotoran minyak yang terbawa masuk kedalam larutan plating, maka
Cloudy Point-nya menurun
|
*
*
|
Penyaringan
Proses Hidrogen peroksida
|
1. Contoh penyebab tercampurnya pengotor
logam
Pengotor
|
Gejala
|
|
Cr6+
|
1.
2.
|
Proses akhir dan proses pelapsannya menggunakan Barrel yang sama, Waer
rinse-nya tidak sempurna
Terlarut keluar dari Stainless Steelyang mana dipakai sebagai penguat
Barel dn Hook Anoda
|
Pb
|
1.
2.
3.
|
Kotoran di dalam ZnCl2 (Beberapa produk tertentu mengandung Pb lebih dari
50 ppm)
Sewaktu besi yang mengandung Pb dilapisi
Terlarut dari anoda yang kotor
|
Cu
|
|
Kerak, Busbar, Hook, Kabel yang terbuka
|
Keistimewaan
atas pandangan luar Hull Cell Test (0,5 – 25 0C – 10 menit)
Pengotor
|
Gejala
|
|
Cr6+
|
1.
2.
|
Bila diatas 2 mg/L pada daerah rapat arus rendah dan sedang kilapnya
kurang, jika diatas 4 mg/L permukaannya akan timbul garis – garis berwarna
kecoklatan.
Pengaruh Cr3+ sebagian besar tidak kelihatan
|
Pb
|
1.
2.
|
Hull Cell Test dengan pengadukan diatas 1 mg/L pada bagian berapat arus
rendah tidak terbentuk endapan
Dengan Hull Cell Test biasa ketebalan rapat arus rendahnya menurun, daya
tutup menurun, pada proses Activation dengan HNO3 akan terbentuk
awan putih
|
Cu
|
1.
2.
|
Diatas 3 mg/L pada daerah rapat arus rendah ketebalannya menurun, pada
Chromate mudah berawan
Diatas 5 mg/L pada proses Activation dengan HNO3 banyak
lapisan mengelupas, batas materialnya hitam
|
2. Cloudy Point
Cloudy
Point suhunya biasa diatas 60 0C, tapi
karena sebab- sebab tertentu dapat terjadi penurunan, yaitu :
a.
Keseimbangan
Larutan Brightener berbeda jauh (larutan A kurang, Larutan B belebihan)
b.
Penambahan
NH4Cl berlebihan (khususnya
waktu proses pH dan Zn-nya rendah)
c.
Minyak yang terbawa masuk dari proses
pendahuluan
Dengan
penyaringan yang berkesinambungan, aktivitas larutan akan terjaga dan angka Cloudy
Point-nya naik. Saat terjadi Cloudy Point kilapnya tidak tampak.
Ketika nilai Cloudy Point menurun karena kelebihan larutan B, maka suhu
diusahakan serendah mungkin dan untuk mengngkat kalebihan laruatan B dilakukan
Active Carbon, setelah itu larutan A ditambahkan.
3. Lubang mata Barrel
Walaupun hasil yang baik dapat
dicapai setelah plating, pada proses akhir dengan activation HNO3
akan terlihat bintik – bintik sebesar lubang mata Barrel (Barrel Spot)
Gejala keanehan warna ini, disebabkan oleh besi yang ikut mengendap pada daerah
rapat arus tinggi, untuk itu pada akhir Activation HNO3 bendanya
menghitam.
Penghilangan
Barrel pot, bisa dilakukan dengan menurunkan kadar Fe3+ atau dengan
menurunkan rapat kuat arus sampai batas dimana Fe tifak iku t mengendap (jika
Fe2+ rendah, maka Unichrome berwarna kekuning- kuningan)
Rencana bentuk sekat
dalam barel
![]() |
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||
|
|
4. Proses Hidrogen Peroksida (H2O2)
H2O2
sebagai larutan oksidator kuat, bila penambahan berlebihan penempelan kotoran
pada materialnya akan membesar. Juga
sewaktu pH-nya rendah Fe2+ berfungsi sebagai katalisator dan
endapan berwarna kemerahan. Proses H2O2 dapat dilakukan bila pH larutan diatas 5,5
dan sekali penambahan H2O2 32% maksimalnya adalah di bawah 5 ml/L
larutan yang sudah diencerkan dengan 10 pengenceran.
5. Pengendapan besi dalam tangki klorida
Pada
kondisi di bawah ini, pengendapan besi akan bergeser kearah daerah yang berapat
arus tinggi, dan tentunya Barrel Spot
tidak akan terjadi kalau dalam standar operasi.
a. Suhu larutan tinggi
b. Konsentrasi Zn
tinggi
c. Konsentrasi
klorida tinggi

Jika konsentrasi Fe2+
nya 50 ppm daerah yang berapat arus tinggi akan menghitam setelah di rendam
dalam HNO3 (10 ml HNO3 62% selama 30 detik ) dan lebih
jauh, permukaan panel Hull Cel akan
menghitam setelah diangkat dari larutan plating
6. Ketidakrataan warna Chromate (contoh : pelapisan tebal)
Pada
Chromate lapisan tebal (green & black), sifat warnanya bisa
bervariasi tergantung pada rapat arusnya. Oleh karena itu pada material yang
yang ber-Barel Spot warnanya
menjadi muda. Pada keadaan seperti
itu lebih baik jika konsentrasi
logam, konsentrasi kloridanya di turunkan dan di saat yang sama, pH dan suhu
larutan dinaikan.
7. Pengontrolan seng di daalam larutan klorida
Tidak seperti larutan alkali konsentrasi Zn akan sulit
sekali di kontrol dengan jumlah anoda
yang di rendam di larutan. Untuk menurunkan sengnya
v Kurangi
jumlah anoda
v
Kurangi NH4CL nya dan kemudian naikan pH-
nya untuk menaikan efisiensi arus katoda/menurunkan efisiensi arus di
anoda
8. Bercak kotoran pada perendaman
HNO3
Penyebab bercak kotoran



9. Zinc Dust Dan Aktif Karbon
A.
Cara Penyaringan Coating
Setelah Filter Aid dilapiskan (direkatkan )pada unit filter,
rekatkanlah Zinc Dust 400 g/m2 (aktif karbon 200 g/m2) lalu
jalankan filtrasi selama 3-4 Jam.
B.
Penyaringan berkala
Larutan di pindahkan ke tangki lain, lalu tambahkan Zinc
Dust 0.5 g/L (aktif karbon 0.3 g/L) dan diaduk selama 2-3 jam setelah itu filter larutan melalui filter
yang sudah di lapisi Filter Aid
10. Filter
Untuk larutan klorida yang digunakan plastic sintesis
atau bahan yang telah dilapisi karet (gum lining)
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Bisa ngajarin hull cell ga ya
BalasHapusHasil proses alkalin zinc tanpa sianida kurang mengkilap,apa penyebabnya
BalasHapusPerbandingan zinc dan caustik nya 1:6,5 langkah apa yg harus di lakukan?
BalasHapus